Pada dasarnya Bijū dan Jincūriki saling bertukar penglihatan serta kesadaran. Seekor bijuu dapat melihat apa yang Jinchūrikinya lihat, termasuk pengalaman-pengalaman pahit dan perlakuan tidak menyenangkan yang dilakukan orang terhadap Jinchūrikinya.
Mungkin itu salah satu penyebab mengapa kebanyakkan Bijū sangat membenci manusia, tak terkecuali Kurama sang Bijū ekor 9 (Kyūbi). Kurama menganggap manusia sebagai mahkluk egois yang hanya ingin memanfaatkan kekuatan bijū tanpa memikirkan 'perasaan' bijū itu sendiri.
Bukan tanpa dasar, karena Kurama sudah beberapa kali 'berpindah tuan'. Itulah mengapa sejak kematian Rikudō Sennin, para bijū sudah kehilangan 'kehormatan' mereka di mata manusia.Manusia hanya menganggap Bijū sebagai seonggok kekuatan yang tak terkendali, dan manusia hanya ingin memanfaatkannya saja. Uchiha Madara adalah salah satu contohnya. Madara memanfaatkan kekuatan Kurama untuk menyerang Konoha dan bertarung melawan Hokage Pertama.
Tapi jaman sudah berubah, di era yang jauh dari masa keemasan Madara, Kurama telah berpindah tangan ke Jinchuriki yang baru. Seorang anak yang kelak akan menjinakkan kebencian Kurama. Dan di masa inilah Kurama belajar apa itu kepercayaan dan persahabatan. Hidup bersama seorang anak yang tak pernah merasakan kasih sayang, Hidup berdampingan dan melihat banyak sekali hinaan serta cacian yang diterima anak tersebut.
Secara tidak langsung Kurama juga mengakui jika itu adalah salahnya, membiarkan seorang anak menjadi 'wadahnya' sehingga mengalami diskriminasi dari para manusia egois yang hanya melihat sosok monster daripada anak yang tak berdosa. Setelah semua yang mereka alami bersama, bertukar kesedihan, kemarahan serta ketidakadilan, akhirnya Bijū yang penuh kebencian itu berhasil percaya kembali dengan manusia.
credit: T.N.I
